Kisah Seorang Penjual Tempe


Suatu ketika ada seorang ibu penjual tempe, ia membiayai sekolah dan memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya setiap hari dari penghasilan berjualan tempe. Ia membuat sendiri tempe yang akan dijualnya, setiap malam ia membuat tempe-tempenya dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, namun keesokan harinya saat ia hendak pergi ke pasar tempat ia biasa menjual tempenya, ia membuka baskom tempat tempe yang hendak ia jual tetapi ternyata tempenya belum matang. Ia pun tetap bergegas pergi ke pasar dengan terus berdoa dan berharap tempenya akan matang saat ia sampai di pasar nanti.

Namun, sesampainya di pasar, ibu penjual tempe kembali membuka baskom tempenya sambil terus berdoa "ya Allah matangkanlah tempe hamba agar anak hamba bisa makan", kemudian saat ia membuka baskom tersebut ternyata tempenya belum juga matang. Ibu tersebut lalu duduk di tempat biasa ia berjualan sambil terus berdoa, berharap tempenya akan segera matang. 

Sampai siang hari ia menunggu dan mencoba membuka baskom tempenya, tetapi ternyata tempe yang akan dijualnya belum juga matang, ia pun berdoa "ya Allah hamba mohon pada-Mu dengan amat sangat ya Allah matangkanlah tempe hamba agar hamba dapat menjualnya demi anak hamba ya Allah .." Ibu sang penjual tempe pun terus menunggu hingga sore hari hingga pasar tersebut tutup, sehingga tinggal dia satu-satunya pedagang yang masih di sana.

Tetapi ia tetap bertahan, terus menunggu dan tidak berhenti berdoa, berharap tempenya akan matang, karena ia tidak bisa pulang ke rumah sebelum tempenya terjual. Sampai suatu ketika ada sebuah mobil mewah berhenti di depan tempat ia berjualan, seorang ibu pun turun dari mobil mewah tersebut dan bertanya kepada ibu penjual tempe: "Maaf ibu, saya mau bertanya apakah pasarnya sudah tutup? karena saya melihat pasar ini sudah sepi.." lalu ibu penjual tempe menjawab: "Iya ibu, benar pasar ini sudah tutup sejak tadi, tinggal saya yang masih berjualan di sini, memangnya ibu hendak membeli apa?" tanya ibu penjual tempe. Sang ibu kaya itu pun menjawab: "Sebenarnya saya mendapat pesanan dari anak saya yang kuliah di Bandung, dia ingin sekali makan tempe yang dijual di pasar ini, katanya tempenya enak sekali. Tetapi saya mau membeli tempe yang belum matang karena perjalanan saya masih jauh ke Bandung, karena kalau saya membeli tempe yang sudah matang saya takut sesampainya di Bandung tempenya sudah tidak enak lagi rasanya." 

Ibu sang penjual tempe pun cukup terkejut, ia pun lalu berkata: "Oh .. kebetulan sekali bu, saya adalah penjual tempe dan tempe saya belum matang, sebentar bu saya lihat tempe saya dulu" kemudian ibu penjual tempe membuka baskom tempenya pelan-pelan sambil berdoa "ya Allah hamba mohon jangan matangkan tempe hamba ya Allah .. " kemudian ia melihat ternyata tempenya belum matang, ia pun berkata: "Alhamdulillah ya Allah, terima kasih Engkau tidak mematangkan tempe hamba." Akhirnya sang Ibu kaya membeli tempe dari ibu penjual tempe dengan harga yang cukup mahal karena ia berhasil menemukan tempe yang ia cari. Sang ibu yang kaya itu pun sangat senang karena dia bisa membelikan tempe pesanan anaknya dan ibu penjual tempe pun akhirnya dapat pulang ke rumah dengan penuh rasa syukur karena akhirnya tempenya dapat terjual.
Read more >>